Ultimate magazine theme for WordPress.

DSL Indonesia Jadi Authorized Distributor Ban Radial OTR Triangle di Indonesia

5 1,029
DSL Indonesia Jadi Authorized Distributor Ban Radial OTR Triangle di Indonesia
Brahmana, Sales Supervisor PT DSL Indonesia

Jakarta, Indonesiatyremag.com – DSL Indonesia jadi authorized distributor ban radial OTR Triangle di Indonesia. Tahun 2018 menjadi tonggak bersejarah bagi PT DSL Indonesia karena pada Tahun ini, DSL mendapat kepercayaan dari salah satu produsen ban radil dan ban raksasa terkemuka dunia, Triangle Tire Co. Ltd.

Sebagai pemimpin industri ban di China, rangkaian produknya meliputi ban komersial, ban penumpang, ban OTR bias, ban radial OTR dan ban OTR jumbo, dll. Hingga kini, kapasitas produksi tahunannya telah mencapai 22 Juta unit.

Penunjukan PT DSL Indonesia sebagai sold agent di Indonesia merupakan salah satu upaya Triangle untuk memperluas jaringan bisnis dan memperkuat cengkeraman pasarnya di Indonesia.

“Mulai Tahun 2018 PT DSL resmi pasarkan ban radial OTR Tri Angle di tanah air. PT DSL ditunjuk sebagai Sold Distributor Triangle Giant di tanah air untuk ukuran 2700R49, 3300R51. Sementara untuk di bawah Giant yang ukuran 2400R35, 2100R35, 1800R33. Dan ini semua ban radial,” ungkap Brahmana, Sales Supervisor PT DSL Indonesia saat berbincang-bincang dengan Indonesia Tire Magazine di kantornya, beberapa waktu lalu.

Bukan tanpa alasan kuat Triangle Tire Co. Ltd memilih PT DSL sebagai Sold Agen Triangle di Indonesia. Perusahaan ini sudah belasan Tahun menggeluti bisnis peralatan material handling seperti forklift untuk berbagai kebutuhan industri.

Tidak hanya memasarkan forklift, PT. DSL Indonesia juga memasarkan berbagai kebutuhan forklift, seperti solid tyre berikut pemasangan dan pergantian bannya.

DSL juga diyakini sudah memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia. Selain itu, perusahaan ini juga sudah memiliki sistem yang bagus dalam mensuplai produk maupun menyediakan layanan purna jualnya.

Dijelaskan Brahm, penunjukkan DSL sebagai Sold Agen ban radial OTR Triangle di tanah air dilihat sebagai satu chalange mengingat ban OTR Triangle sebenarnya sudah sejak 10 tahun lalu berada di tanah air. Tetapi gaungnya belum terlalu kedengaran karena memang belum maksimal diperkenalkan kepada customer di tanah air.

Padahal kualitas ban radial OTR Triangle setara dengan brand-brand lain yang sudah familiar di customer tanah air baik dari sisi kualitas, durability maupun life timenya. Apalagi ketika berhadapan dengan medan di Indonesia yang terkenal sangat ekstrim, maka ban apa pun modelnya, apa pun brandnya, pasti akan mengalami hal yang sama di worksite, pasti akan mengalami kerusakan.

Kondisi worksite yang ekstrim di Indonesia, mendorong PT DSL Indonesia untuk memesan compound khusus baik untuk heat resistance maupun untuk cut resistance.

Triangle telah keluarkan beberapa compound, ada T1,T2,T3. Dengan develop seperti itu compound ban Triangle makin baik. Untuk menjawab tantangan kondisi geografis di Indonesia, PT DSL sudah ajukan compound special ke pabrikannya di China. Kita minta compound T3. Jadi masuk dalam kategori cut resistance dan heat resistance. Untuk yang panas dan yang dingin,”jelas Bram berapi-api.

Hasil develop itu membuahkan hasil yang cukup signifikan. Triangle berhasil membangun kerja sama dengan beberapa OEM terkenal seperti Caterpillar. Semua produk Caterpillar yang diproduksi di China menggunakan ban OTR Trangle.

Menurut Brahm, ban radial OTR Triangle memiliki keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan brand lain dari China. Ban Triangle dijamin bisa kompetitif baik dari sisi harga maupun life timenya.

Hal itu bisa ditunjukkan cost per hournya. Dalam CPH ini bisa kelihatan kalau ban Triangle ini bisa digunakan di Indonesia. “Kalau untuk harga kami yakin bisa kompetitif lah dari sisi pricenya. Apple to apple dengan brand lain dari China,”ujarnya.

Ukuran-ukuran yang rencananya akan masuk pada tahun 2019 cocok untuk rigit dump truck. Segmen yang mau disasar adalah sektor mining dan semen mining seperti Holcim, Indo Semen dll.

Untuk mining DLS Indonesia ingin sasar pasar OTR di Berau, Kalimantan, karena di sana ada Sinar Mas Mining,ada juga Kitamani dan Adaro. Selain itu di sana juga ada kontraktor seperti Buma, Pama Persada, Petrosea, Dharma Henwa.

DSL Indonesia optimis ban Triangle bisa kompetitif dengan ban OTR lainnya di tanah air. Optimisme itu tentu bukan tanpa alasan. Tim teknis dari DSL bukan pendatang baru di bisnis ban OTR. Mereka rata-rata memiliki jaringan ke perusahaan-perusahaan tambang besar di tanah air.

Mereka bakal menggunakan market kedekatan dengan para pemain atau kontraktor di mining yang sudah lama dikenal.

“Kita win-win solution dengan mereka, apa yang bisa diberikan DSL untuk mereka. DSL berikan warranty manufactur. Warranty manufatur itu pertama, apabila ban gagal produksi, kita akan gantikan ban baru,”ujarnya.

Kedua, DSL akan berikan TMS (Tire Management System). TMS yang diberikan sama dengan yang lain, pada saat ban terpasang, akan dicatat serial numbernya, hour meter yang ada di unit. Satu bulan berjalan, DSL kirim technical sales berangkat ke site untuk cek ketebalan, tire pressurenya, catat juga Hour Meternya.

Pada bulan ketiga juga Tehcnical sales akan datang lagi untuk mencatat lagi hal yang sama. Setelah 3 bulan pasti sudah bisa dapatkan hasil yang signifikan. Berdasarkan catatan tri wulanan itu, DSL akan beri masukan estimasi bahwa ban scrap kurang lebih di angka 4000. Dengan itu DSL bisa beri masukan bahwa minimal 8 ribu jam harus sudah diganti.

“Itu strategi yang kita pakai untuk lebih kompetitif dengan Big Tri. Kalau Big Three CPHnya sekian, misalnya 12 ribu jam, maka Tri Angle bisa masuk di 75 persen dari Big Three dengan syarat harga yang lebih kompetitif,”jelasnya lagi.

Terkiat anggapan bahwa Triangle akan alami down time 2 kali, Brahmn pastikan Triangle mudah-mudahan tidak akan terjadi seperti itu. Karena menurut pria yang sudah malang melintang di dunia ban ini, lamanya satu ban terpasang di satu area, ban itu sendirilah nanti yang akan bicara.

“Jadi untuk saat ini China bren sudah mulai mereka perhitungkan,” tutur Brahm dengan penuh percaya diri.

Untuk mensupport customernya, PT DSL Indonesia akan terjunkan Technical salesnya. Selain itu, akan ada visit dari manufactur ke klien. Biasanya technical sales akan datang ke Indonesia untuk mempelajari jika ada case tertentu untuk kemudian dianalisa semuanya.

Lalu mereka akan mendevelop baru, membuat lagi laporan ke manufactur, untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia dengan menentukan compound spesifik yang sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia.

Brahm menjelaskan, ada beberapa alasan utama kenapa customer di tanah mulai menggunakan ban OTR Triangle. Pertama, dari sisi harga sangat kompetitif. Kedua, Triangle saat ini sudah menjadi salah satu brand yang cukup baik dan bisa dipertanggungjawabkan di lapangan.

Sementara terkait market ban OTR di tanah air, Bram optimis akan mengalami peningkat sekitar 10-15 persen. Meski diakuinya market untuk OTR sebenarnya dari tahun ke tahun sama, hanya ada penambahan pada saat kontraktor dikejar untuk produksi berlebihan sehingga mereka membutuhkan unit-unit tambahan dan unit tersebut mereka tidak dapatkan dari equipment baru, mereka ambil second dari Negara lain. Dan ini yang terjadi untuk penambahan.

“Jadi,market kuenya tetap sama. Cuma ke depannya Indonesia 10-15 persen kemungkinan ada kenaikan untuk OTR. Karena saya lihat ada sample, di mana satu site besar mereka sudah ambil unit second sekitar 40 unit rigit dump truck pada Tahun 2018 ini,”tutupnya. (Itm01)

5 Comments
  1. Edy Purwadi says

    Kmai butuh tire 1200R24 untuk lokasi tambang di kaltara

    1. indotire says

      Selamat pagi Pak Edy.Tks sudah kontak kami. Bisa hubungi sy lwt telp yang tertera di web ini Pak.Tks

      1. Muhammad Gamsir says

        Yang mana no TLP/WA yg bisa dihubungi pak?

  2. Yudi tegarusszidin says

    Mohon info harga ban

  3. Irul says

    Info Ban 1.100

Your email address will not be published.